Monday, March 9, 2009

Slumdog Millionaire


Jujur, aku bukannya penggemar film India. Dari yang kutahu kalo mau nyewa VCD film India, biasanya ada tiga keping: satu buat cerita, satu buat nari-nari di tengah hujan, satu buat nangis-nangis. Tapi bagaimanapun juga, sampai saat ini aku masih berpendapat kalo film India cocok buat terapi emosi. Atcha..atcha...atcha.. (sambil geleng-gelengin kepala).

Film Slumdog Millionaire yang konon udah nyabet 8 piala Oscar emang beda dari tipikal film India yang biasanya. Kalo di film India adegan narinya ada di tengah dan nyaris sepanjang film, kalo di film garapan Danny Boyle adegan narinya.......ada di akhir film (gyahahaha sama aja dunk...). Dan tahukah Anda siapa Danny Boyle itu? Dulunya saya juga nggak tahu. Soalnya kayaknya tuh orang terkenal soalnya pas Acara Penghargaan Piala Oscar -yang kebetulan aku tonton- orang-orang pada tepuk tangan ketika nama Danny Boyle dibacakan. Dan setelah aku google, ternyata Danny Boyle itu adalah sutradara dari film Sunshine, 28 Days Latter, dan The Beach (yang diperankan oleh Leonardo diCaprio dan lokasi shootingnya di pulau terpencil di Thailand). Pantas, film-filmnya memang revolusioner. Nggak heran banyak orang yang menaruh hormat pada lelaki satu ini.

Back to movie, Guys. Jadi Slumdog Millionaire ini menceritakan pengalaman seorang anak yatim-piatu berusia 18 tahun bernama Jamal Malik yang berasal dari Mumbay India. Jamal dan kakaknya, Salim, bersama-sama dengan Latika, ketika kecil berhasil melarikan diri ketika di kampungnya terjadi pembantaian terhadap etnis India Muslim. Dalam tragedi itu, orang tua ketiga anak malang itu dibunuh dengan keji.

Nah, ketiga anak itu kemudian bertemu dengan seorang laki yang sekilas tampak baik, yang menampung anak-anak yatim piatu, memberinya tempat tinggal, dan juga makanan. Tapi ternyata lelaki itu hanya memanfaatkan anak-anak itu untuk mengemis, dan hasilnya dipakai untuknya. Lelaki dan komplotannya itu bahkan tega membuat buta anak-anak malang itu agar mereka mendapatkan banyak uang.

Film Slumdog Millionaire dimulai dari adegan flash-back ketika si Jamal Malik ini mengikuti kuis Who Want's to be A Millionaire yang berhadiah 20 juta Rupee (gak pake "-ah"). Penonton dibuat terbuai (duh bahasanya..) oleh kepiawaian Jamal menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang dilontarkan. Kesuksesan Jamal mengundang kecurigaan host pembawa acara tersebut yang kemudian memerintahkan kepolisian untuk menginterogasi Jamal untuk membuktikan bahwa dirinya curang. Bagaimana mungkin seorang Jamal Malik, yang hanya seorang office boy yang bertugas mengantarkan minuman teh yang berwarna cokelat (kemungkinan itu adalah Coffemix, trust me I know the colour...), bisa menjawab pertanyaan yang sulit -yang bahkan profesor dan guru besar tidak dapat menjawabnya.

Pada saat interogasi tersebut, terungkaplah alasan bagaimana Jamal dapat menjawab pertanyaan itu. Pertanyaan yang ditanyakan tersebut ternyata berhubungan dengan fragmen kehidupan Jamal yang sungguh pelik. Jamal bukanlah seseorang yang jenius. Saya sangat ingat jawabannya yang lugas ketika ditanya oleh polisi, bagaimana bisa di menjawab semua pertanyaan yang diberikan di kuis tersebut.

Jamal menjawab, "Karena saya tahu jawabannya..." Keyeen....

Film itu sarat dengan ajaran moral namun hati-hati dalam menerjemahkannya. Kebetulan saya menonton film itu bersama adik saya. Dia berkomentar, "Wah ternyata nggak perlu sekolah tinggi-tinggi buat jadi sukses ya? Buktinya si Jamal..." Percayalah adik saya sedang meracau, dan saya yakin bukan itu maksud Danny Boyle menggarap film ini.

Film itu mengisahkan tentang kerja keras, perjuangan, integritas, dan semangat tak mudah menyerah. Melihat film ini dan khususnya setting tempat yang digunakan dalam film ini yaitu daerah perkampungan kumuh, saya jadi merasa tergugah untuk semakin mensyukuri kehidupan yang telah saya jalani, beserta segala suka dan dukanya. Sungguh saya tidak berhak mengeluh karena di luar sana ada banyak orang yang lebih membutuhkan ketimbang saya.

Film ini adalah film yang wajib Anda tonton. Beberapa adegan tampak klise, namun demikian sebagai penulis Anda bisa belajar sesuatu, terutama mengenai bagaimana cara alur cerita dibangun.

5 comments:

  1. galang, selamat ya tetap istiqomah dalam kenarsisan:),

    ReplyDelete
  2. Aq dah punya bnyk pilem baru di DVDku (bahkan ada 5 DVD yg isinya bajakan semua,, kLo satu DVD muat 4 film,, jd brapa film yah...)
    Tp bLom satupun kutonton,, hahaha...
    Salah satunya ya si hotdog,, eh slumdog ini...
    Udah tak Link yooooo...

    ReplyDelete
  3. aku ga tau ya, lang, darimana si hobimu yang suka banget ngomong, baik lisan ato tertulis..tapi aku lebih suka klo kmu nulis tentag kisah idupmu yang penuh kenarsisan itu..biar aku bisa menghujatmu..hihihihihi..

    ReplyDelete
  4. Eeeeehhhh... aQ dah nonTon Lhoooo,, he3,, akhiRnya DVD2 baJakan iTu kusenTuh jg,, :p
    Tp baJakannya sip Lho,, gbRnya baGus,, cm g da subtitLe,, (LumaYan terBuay dgn Indian-engLish yg ttp biQn kepaLa goYang2,, :p)

    Yup,, piLemnya baGus,, dan aQ paLing suKa adeGan.......................................................................... taRi-menaRi,, tak LengkaP rasanya piLem India tanPa taRi-meNaRi,,

    Btw,, iTu teh taRik bukannya??? Kan inDia suKanya miNum begiTuan (kyk yg suKa noNgoL di inTro-nya MTV iTu Lhooo...)
    Cb taNya Satya kaLi yah... hahahahaaaa...

    ReplyDelete
  5. eh, film india seru kali mas.. nari2 itu kan emang buat ambil napas, persiapan buat nangis2nya.. :))
    web-mu yg galang.biz kok ga diopeni? malah berpindah kelain hati..

    ReplyDelete