Tuesday, February 24, 2009

Bagaimana Cara Membuat Paragraf Pembuka yang Baik?

Banyak penulis yang masih beranggapan paragraf pembuka itu seharusnya berisi ilustrasi tempat dan kapan sebuah cerita itu terjadi. Hal ini memang penting agar pembaca paham ruang lingkup dan batasan cerita yang akan dibaca. Namu hal itu tidak selalu harus berlaku demikian. Beberapa penulis, yang lebih kreatif dan menyadari bahwa paragraf pembuka itu adalah seperti halnya "etalase" yang berfungsi untuk menarik perhatian pembaca, melakukan usaha ekstra dalam memodifikasi paragraf pembukanya. Alih-alih menggunakan metode konservatif, penulis cerita model terakhir ini menyisipkan unsur suspense, kontras/paradoks, pernyataan "yang menggelitik", dan humor ke dalam paragraf pembukanya. Berikut ini adalah beberapa contoh:

Tidak ada yang pasti apa penyebab kematian Marry Joe. Banyak orang yang menyangka dirinya mati karena bunuh diri. Namun hal itu bertentangan dengan fakta yang ada, mengingat dirinya baru saja mendapat warisan dari ayahnya sejumlah beberapa milyar rupiah. Sebagian yang lain berpendapat bahwa Marry Joe dibunuh. Namun hal itu nyaris mustahil karena dirinya mati dalam keadaan kamar yang pintu serta jendelanya terkunci dari dalam. Dan ketika dirinya diketemukan mati, tidak ada orang lain yang berada di dalam ruangan itu bersamanya (suspense)

Sosok laki-laki itu benar-benar menarik perhatian. Ada yang salah pada dirinya entah disadari atau tidak olehnya. Caranya berpakaian menyiratkan bahwa dirinya tengah berperang dengan persepsi dirinya tentang usia. Celana jeans belel yang koyak di bagian lututnya serta kaos ketat yang dikenakannya benar-benar tidak pas dengan keriput-keriput pada wajahnya. Entah apa yang ada dalam benak laki-laki tua itu. (kontras)

Jika saja hidup ini segampang matematika, mungkin tak banyak orang harus terluka. Jika saja semua orang tahu bagaimana rumus mendapatkan hidup bahagia, mungkin saat ini aku bisa mengepak koperku dan terbang ke Bali untuk berlibur barang seminggu saja. Liburan hanyalah impian. Atau bahkan utopia untukku. Ketika aku berharap bisa mendapatkan waktuku sendiri, ada saja orang yang mengetuk pintu biro konsultasiku untuk memintaku menolong hidupnya. Satu yang mereka mungkin tidak tahu. Diriku pun butuh pertolongan juga. (pernyataan yang menggelitik)

Jika Anda merasa kurang nyaman dengan metode di atas dan lebih menyukai cara konvensional, yaitu dengan menggambarkan setting berlangsungnya cerita, maka setidaknya terdapat dua hal yang bisa Anda lakukan agar paragraf pembuka Anda tidak terkesan klise, yaitu: (1) memunculkan sesuatu yang ada padahal seharusnya tidak ada (seperti misalnya: pistol di laci meja guru) dan (2) menghilangkan sesuatu yang seharusnya ada (misalnya: sebuah keluarga yang anaknya hilang). Dengan cara itu pembaca akan bertanya-tanya apa yang sebenarnya tengah terjadi dalam cerita ini. Hal itulah yang kemudian akan membuat pembaca untuk mulai membaca cerita Anda. Selamat mencoba!

1 comment: